Hadits Al Islami-Hari Valentine Hanya Cocok Bagi Non Muslim, Barang siapa diatara umat muslim memperingatinya maka akan termasuk kedalam gologan kafir? berikut ulasan selengkapnya mengenai larangan memperingati hari valentine berdasarkan Al Quraan dan Hadist yang Tidak diragukan lagi bahwa konspirasi jahat orang-orang Yahudi dan Nashrani tanpa terasa telah membuahkan hasil nyata. Erosi moral yang melanda umat manusia di zaman milenium ini merupakan salah satu wujud nyata dari drama penghancuran Islam. Kebenaran disembunyikan, sedangkan kebathilan dan kebohongan ditonjolkan.
Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi yang benar menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah U:
وَلَنْ تـَرْضَىعَنْكَ الْيــَهُـْودُ وَ لاَ الـنَّصَارَى حَـتــَّىتــَـتــَّبِعَ مِلَّـتــَـهُمْ [ البقرة : 120
Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. Al-Baqarah : 120)
Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu diantaranya adalah Valentine’s Day (hari kasih sayang).
Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Gazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.
Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day (hari kasih sayang) merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan moment untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan. Padahal kita wajib mendahulukan cinta dan kasih sayang kita kepada Rasulullah r, daripada kecintaan kita kepada ibu bapak dan segenap manusia. Rasulullah r bersabda :
لاَيـُؤْمـِنُ أَحَدُكُمْ حَـتــَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالـِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنـــَّاسِ أَجْمـَعِيْنَ ( رواه البخاري و مسلم
Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kamu sehingga aku lebih ia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia (HR. Bukhari dan Muslim)
Sejarah Valentine’s Day
Pada abad ke-tiga masehi, berkuasa seorang raja Romawi bernama Claudus II Ghoticus. Dengan kekuasaannya dia menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 269 M, karena dianggap bersalah menantang ketentuan kerajaan. Santo Valentine telah menikahkan seorang remaja (prajurit) muda yang sedang menjalani cinta kasih. Tindakan ini dianggap bertentangan dengan ketentuan kerajaan, karena prajurit kerajaan yang belum menikah dianggap memiliki ketangguhan yang luar biasa di medan perang. Bagi pihak gereja tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar, karena telah melindungi orang yang bercinta, sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Sehingga tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang bagi ummat kristiani.
Valentine’s Day juga merupakan warisan budaya Romawi kuno, yaitu upacara pemujaan dan penyembahan kepada dua Dewa besar Leparcus dewa kesuburan dan Dewa faunus dewa alam semesta. Upacara ini dirayakan tepatnya pada tanggal 15 Februari, masa kekuasaan Kaisar Kontantine (280-337M.). Dalam upacara tersebut dia memberikan kesempatan kepada para remaja wanita untuk menyampaikan pesan cintanya kepada pria pujaannya. Kemudian para remaja pria akan menerima pesan-pesan cinta tersebut, mereka berpasang-pasangan, bernyanyi bersama, berdansa dan biasanya diakhiri dengan perbuatan amoral (coitus).
Namun pada abad kelima Masehi tepatnya tahun 494 M, oleh Paus Glasium I, upacara penyucian ini kemudian ditetapkan sebagai peringatan hari kasih sayang (Valentine’s Day). Tanggal peringatan diubah menjadi setiap 14 Februari, yaitu tanggal dihukumnya pendeta Santo Valentine, karena itulah Paus Glassium I dikenal sebagai pelopor peringatan Valentine’s Day.
Tinjauan Islam Menegai Valentine’s Day
1. Tasyabbuh Bil Kuffar Melirik dari sejarah Valentine’s Day, terlihat jelas bahwa hal tersebut merupakan salah satu upacara peribadatan ummat diluar Islam. Islam tidak memperkenankan mengambil cara-cara peribadahan yang tidak memiliki sumber, baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah Rasulullah r, sebagaimana Rasulullah r bersabda :
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنـــَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُـوَ رَدٌّ( رواه البخاري و مسلم
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami ini, sesuatu yang tidak ada dasar dari padanya maka itu pasti tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Allah U memerintahkan agar ummat-Nya selalu berada dijalan-Nya yang lurus. Allah I berfirman dalam Al-Qur’an :
وَ أَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْـتـــَقِيْـمًا فَاتـــَّـبِـعُـوْ هُ وَ لاَتـــَـتــَّـبِـعُوْا السُّـبُلَ فَـتــَـفَرَّقَ بِـكُمْ عَنْ سَبِـيـْــلِهِ[ الأنعام : 153
”Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am :153).
Perayaan Valentine’s Day merupakan tindakan menyerupai orang-orang kafir, akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit generasi muda muslim yang tidak paham terhadap Dien (agama)nya ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah r :
لَتــَـتــَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بـــِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاٍع حَتــَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تــَـبَعْـتُمُوْهُمْ ( قُلْنــَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيـَهُوْدُ وَ النــَّصَارَى؟ قَالَ : ) فَمَنْ (رواه البخاري
”Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun, tentu kalian akan mengikutinya". Kami (para sahabat bertanya) Wahai Rasulullah apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani ? Beliau menjawab : "siapa lagi kalau bukan mereka". (HR. Bukhari)
2. Penetrasi Budaya sesat
Valentine’s Day yang telah meracuni generasi muda Islam adalah salah satu bukti nyata dari produk Gazwul Fikri (invasi pemikiran) para musuh Islam, dan merupakan salah satu wujud dari ketidak ridhaan Yahudi dan Nashrani kepada ummat Islam. Perayaan Valentine’s Day menjadikan semakin merebaknya budaya pacaran dikalangan generasi muda Islam. Padahal Islam melarang ummatnya mendekati zina, apalagi turut andil dalam perbuatan zina, hukumnya adalah dosa besar, firman Allah U:
وَلاَ تــَقْرَ بُوْا الزِّنــــَى إِنــَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيْلاً [ الإسراء : 32
”Dan janganlah kamu mendekati zina, itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’ : 32)
3. Perbuatan Mubazzir
Valentine’s Day yang dipenuhi hura-hura merupakan kegiatan yang menghambur-hamburkan sumber daya, disamping itu tenaga dan waktu juga dipakai untuk aktifitas yang sudah jelas-jelas tidak Islami, sehingga apa yang dilakukannya tidak bernilai ibadah dan tidak bermanfa’at bagi dirinya sendiri lebih-lebih bagi kemaslahatan ummat.
Nabi Muhammad r telah wafat dan tidak meninggalkan warisan berupa harta benda, beliau hanya meninggalkan dua buah wasiat yang harus menjadi pegangan setiap muslim. Sabda Beliau
تـَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَ يْنِ لَنْ تُضِلُّوْا مَا تــَمَسَّكْتـُمْ بِهـــِمَا كِتــَابَ اللهِ وَسُنــَّتِيْ ( رواه الحاكم و مالك
Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepadanya, (yaitu) Kitabullah dan rasul-Nya “.(HR. Hakim dan Malik)
Ini adalah ajakan Beliau pada haji terakhirnya (Hajjatul wada’) di Arafah. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa sami’na wa atha’na (kami dengarkan dan kami ta’ati), dan konsekuensinya adalah harus menjalankan Islam secara kaffah (totalitas) dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak islami.
Oleh karenanya ummat Islam terutama generasi muda Islam harus menjauhkan diri dan meninggalkan perayaan Valentine’s Day karena itu semua tidak lepas dari rekayasa jahat musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam. Wallahu a’lam bisshawab (Sumber : Abu Rabbani)
Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi yang benar menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah U:
وَلَنْ تـَرْضَىعَنْكَ الْيــَهُـْودُ وَ لاَ الـنَّصَارَى حَـتــَّىتــَـتــَّبِعَ مِلَّـتــَـهُمْ [ البقرة : 120
Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. Al-Baqarah : 120)
Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu diantaranya adalah Valentine’s Day (hari kasih sayang).
Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Gazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.
Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day (hari kasih sayang) merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan moment untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan. Padahal kita wajib mendahulukan cinta dan kasih sayang kita kepada Rasulullah r, daripada kecintaan kita kepada ibu bapak dan segenap manusia. Rasulullah r bersabda :
لاَيـُؤْمـِنُ أَحَدُكُمْ حَـتــَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالـِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنـــَّاسِ أَجْمـَعِيْنَ ( رواه البخاري و مسلم
Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kamu sehingga aku lebih ia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia (HR. Bukhari dan Muslim)
Sejarah Valentine’s Day
Pada abad ke-tiga masehi, berkuasa seorang raja Romawi bernama Claudus II Ghoticus. Dengan kekuasaannya dia menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 269 M, karena dianggap bersalah menantang ketentuan kerajaan. Santo Valentine telah menikahkan seorang remaja (prajurit) muda yang sedang menjalani cinta kasih. Tindakan ini dianggap bertentangan dengan ketentuan kerajaan, karena prajurit kerajaan yang belum menikah dianggap memiliki ketangguhan yang luar biasa di medan perang. Bagi pihak gereja tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar, karena telah melindungi orang yang bercinta, sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Sehingga tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang bagi ummat kristiani.
Valentine’s Day juga merupakan warisan budaya Romawi kuno, yaitu upacara pemujaan dan penyembahan kepada dua Dewa besar Leparcus dewa kesuburan dan Dewa faunus dewa alam semesta. Upacara ini dirayakan tepatnya pada tanggal 15 Februari, masa kekuasaan Kaisar Kontantine (280-337M.). Dalam upacara tersebut dia memberikan kesempatan kepada para remaja wanita untuk menyampaikan pesan cintanya kepada pria pujaannya. Kemudian para remaja pria akan menerima pesan-pesan cinta tersebut, mereka berpasang-pasangan, bernyanyi bersama, berdansa dan biasanya diakhiri dengan perbuatan amoral (coitus).
Namun pada abad kelima Masehi tepatnya tahun 494 M, oleh Paus Glasium I, upacara penyucian ini kemudian ditetapkan sebagai peringatan hari kasih sayang (Valentine’s Day). Tanggal peringatan diubah menjadi setiap 14 Februari, yaitu tanggal dihukumnya pendeta Santo Valentine, karena itulah Paus Glassium I dikenal sebagai pelopor peringatan Valentine’s Day.
Tinjauan Islam Menegai Valentine’s Day
1. Tasyabbuh Bil Kuffar Melirik dari sejarah Valentine’s Day, terlihat jelas bahwa hal tersebut merupakan salah satu upacara peribadatan ummat diluar Islam. Islam tidak memperkenankan mengambil cara-cara peribadahan yang tidak memiliki sumber, baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah Rasulullah r, sebagaimana Rasulullah r bersabda :
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنـــَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُـوَ رَدٌّ( رواه البخاري و مسلم
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami ini, sesuatu yang tidak ada dasar dari padanya maka itu pasti tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Allah U memerintahkan agar ummat-Nya selalu berada dijalan-Nya yang lurus. Allah I berfirman dalam Al-Qur’an :
وَ أَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْـتـــَقِيْـمًا فَاتـــَّـبِـعُـوْ هُ وَ لاَتـــَـتــَّـبِـعُوْا السُّـبُلَ فَـتــَـفَرَّقَ بِـكُمْ عَنْ سَبِـيـْــلِهِ[ الأنعام : 153
”Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am :153).
Perayaan Valentine’s Day merupakan tindakan menyerupai orang-orang kafir, akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit generasi muda muslim yang tidak paham terhadap Dien (agama)nya ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah r :
لَتــَـتــَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بـــِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاٍع حَتــَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تــَـبَعْـتُمُوْهُمْ ( قُلْنــَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيـَهُوْدُ وَ النــَّصَارَى؟ قَالَ : ) فَمَنْ (رواه البخاري
”Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun, tentu kalian akan mengikutinya". Kami (para sahabat bertanya) Wahai Rasulullah apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani ? Beliau menjawab : "siapa lagi kalau bukan mereka". (HR. Bukhari)
2. Penetrasi Budaya sesat
Valentine’s Day yang telah meracuni generasi muda Islam adalah salah satu bukti nyata dari produk Gazwul Fikri (invasi pemikiran) para musuh Islam, dan merupakan salah satu wujud dari ketidak ridhaan Yahudi dan Nashrani kepada ummat Islam. Perayaan Valentine’s Day menjadikan semakin merebaknya budaya pacaran dikalangan generasi muda Islam. Padahal Islam melarang ummatnya mendekati zina, apalagi turut andil dalam perbuatan zina, hukumnya adalah dosa besar, firman Allah U:
وَلاَ تــَقْرَ بُوْا الزِّنــــَى إِنــَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيْلاً [ الإسراء : 32
”Dan janganlah kamu mendekati zina, itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’ : 32)
3. Perbuatan Mubazzir
Valentine’s Day yang dipenuhi hura-hura merupakan kegiatan yang menghambur-hamburkan sumber daya, disamping itu tenaga dan waktu juga dipakai untuk aktifitas yang sudah jelas-jelas tidak Islami, sehingga apa yang dilakukannya tidak bernilai ibadah dan tidak bermanfa’at bagi dirinya sendiri lebih-lebih bagi kemaslahatan ummat.
Nabi Muhammad r telah wafat dan tidak meninggalkan warisan berupa harta benda, beliau hanya meninggalkan dua buah wasiat yang harus menjadi pegangan setiap muslim. Sabda Beliau
تـَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَ يْنِ لَنْ تُضِلُّوْا مَا تــَمَسَّكْتـُمْ بِهـــِمَا كِتــَابَ اللهِ وَسُنــَّتِيْ ( رواه الحاكم و مالك
Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepadanya, (yaitu) Kitabullah dan rasul-Nya “.(HR. Hakim dan Malik)
Ini adalah ajakan Beliau pada haji terakhirnya (Hajjatul wada’) di Arafah. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa sami’na wa atha’na (kami dengarkan dan kami ta’ati), dan konsekuensinya adalah harus menjalankan Islam secara kaffah (totalitas) dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak islami.
Oleh karenanya ummat Islam terutama generasi muda Islam harus menjauhkan diri dan meninggalkan perayaan Valentine’s Day karena itu semua tidak lepas dari rekayasa jahat musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam. Wallahu a’lam bisshawab (Sumber : Abu Rabbani)
0 komentar:
Posting Komentar