Kitab: Ilmu
Hadist Islam - Bab:
Diam untuk mendengarkan ulama
حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلِيُّ بْنُ مُدْرِكٍ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرٍو عَنْ جَرِيرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ اسْتَنْصِتْ النَّاسَ فَقَالَ لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
118. Telah
menceritakan kepada kami
Hajjaj berkata, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan
kepadaku 'Ali bin Mudrik dari Abu Zur'ah bin 'Amru dari Jarir, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya saat beliau diminta untuk memberi nasihat
kepada orang-orang waktu
haji wada' "Janganlah kalian
kembali menjadi kafir, sehingga
kalian saling membunuh satu sama lain."
Bab: Jawaban yang baik bagi orang berilmu ketika
ditanya : “SIapa yang paling pandai ?”
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرٌو قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الْبَكَالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى لَيْسَ بِمُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنَّمَا هُوَ مُوسَى آخَرُ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ حَدَّثَنَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ مُوسَى النَّبِيُّ خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ فَسُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ بِهِ فَقِيلَ لَهُ احْمِلْ حُوتًا فِي مِكْتَلٍ فَإِذَا فَقَدْتَهُ فَهُوَ ثَمَّ فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقَ بِفَتَاهُ يُوشَعَ بْنِ نُونٍ وَحَمَلَا حُوتًا فِي مِكْتَلٍ حَتَّى كَانَا عِنْدَ الصَّخْرَةِ وَضَعَا رُءُوسَهُمَا وَنَامَا فَانْسَلَّ الْحُوتُ مِنْ الْمِكْتَلِ { فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا } وَكَانَ لِمُوسَى وَفَتَاهُ عَجَبًا فَانْطَلَقَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِهِمَا وَيَوْمَهُمَا فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } وَلَمْ يَجِدْ مُوسَى مَسًّا مِنْ النَّصَبِ حَتَّى جَاوَزَ الْمَكَانَ الَّذِي أُمِرَ بِهِ فَقَالَ لَهُ فَتَاهُ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهِ إِلَّا الشَّيْطَانُ } قَالَ مُوسَى { ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا } فَلَمَّا انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ إِذَا رَجُلٌ مُسَجًّى بِثَوْبٍ أَوْ قَالَ تَسَجَّى بِثَوْبِهِ فَسَلَّمَ مُوسَى فَقَالَ الْخَضِرُ وَأَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلَامُ فَقَالَ أَنَا مُوسَى فَقَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رَشَدًا } قَالَ { إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } يَا مُوسَى إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ لَا تَعْلَمُهُ أَنْتَ وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ عَلَّمَكَهُ لَا أَعْلَمُهُ { قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا } فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ لَيْسَ لَهُمَا سَفِينَةٌ فَمَرَّتْ بِهِمَا سَفِينَةٌ فَكَلَّمُوهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمَا فَعُرِفَ الْخَضِرُ فَحَمَلُوهُمَا بِغَيْرِ نَوْلٍ فَجَاءَ عُصْفُورٌ فَوَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ فَنَقَرَ نَقْرَةً أَوْ نَقْرَتَيْنِ فِي الْبَحْرِ فَقَالَ الْخَضِرُ يَا مُوسَى مَا نَقَصَ عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا كَنَقْرَةِ هَذَا الْعُصْفُورِ فِي الْبَحْرِ فَعَمَدَ الْخَضِرُ إِلَى لَوْحٍ مِنْ أَلْوَاحِ السَّفِينَةِ فَنَزَعَهُ فَقَالَ مُوسَى قَوْمٌ حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } فَكَانَتْ الْأُولَى مِنْ مُوسَى نِسْيَانًا فَانْطَلَقَا فَإِذَا غُلَامٌ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ مِنْ أَعْلَاهُ فَاقْتَلَعَ رَأْسَهُ بِيَدِهِ فَقَالَ مُوسَى { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ } { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ وَهَذَا أَوْكَدُ { فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ } قَالَ الْخَضِرُ بِيَدِهِ فَأَقَامَهُ فَقَالَ لَهُ مُوسَى { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ } قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَوَدِدْنَا لَوْ صَبَرَ حَتَّى يُقَصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَمْرِهِمَا
119. Telah
menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Muhammad
berkata, telah menceritakan kepada
kami Sufyan telah
menceritakan kepada kami
'Amru berkata, telah mengabarkan kepadaku
Sa'id bin Jubair
berkata, aku berkata
kepada Ibnu 'Abbas, "Sesungguhnya Nauf
Al Bakali menganggap
bahwa Musa bukanlah
Musa Bani Isra'il,
tapi Musa yang lain." Ibnu Abbas lalu berkata, "Musuh Allah
itu berdusta, sungguh Ubay bin Ka'b telah
menceritakan kepada kami
dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam: "Musa
Nabi Allah berdiri di hadapan
Bani Isra'il memberikan khutbah,
lalu dia ditanya: "Siapakah orang
yang paling pandai?" Musa
menjawab: "Aku." Maka
Allah Ta'ala mencelanya
karena dia tidak diberi
pengetahuan tentang itu.
Lalu Allah Ta'ala
memahyukan kepadanya: "Ada
seorang hamba di antara
hamba-Ku yang tinggal
di pertemuan antara
dua lautan lebih
pandai darimu." Lalu Musa berkata, "Wahai Rabb, bagaimana aku
bisa bertemu dengannya?" Maka dikatakan padanya:
"Bawalah ikan dalam
keranjang, bila nanti
kamu kehilangan ikan
itu, maka itulah petunjuknya." Lalu
berangkatlah Musa bersama
pelayannya yang bernama Yusya' bin
Nun, dan keduanya
membawa ikan dalam
keranjang hingga keduanya
sampai pada batu besar.
Lalu keduanya meletakkan
kepalanya di atas
batu dan tidur.
Kemudian keluarlah ikan itu
dari keranjang (lalu
ikan itu melompat
mengambil jalannya ke
laut itu) ' (Qs.
Al Kahfi: 61).
Kejadian ini mengherankan
Musa dan muridnya,
maka keduanya melanjutkan sisa
malam dan hari
perjalannannya. Hingga pada
suatu pagi Musa
berkata
kepada pelayannya,
'(Bawalah kemari makanan
kita, sesungguhnya kita
telah merasa lelah karena
perjalanan kita ini)
' (Qs. Al
Kahfi: 62). Musa
tidak merasakan kelelahan
kecuali setelah sampai pada
tempat yang dituju
sebagaimana diperintahkan. Maka
muridnya berkata kepadanya: '(Tahukah
kamu ketika kita
mencari tempat berlindung
di batu tadi? Sesungguhnya aku
lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang melupakan aku
ini kecuali setan) ' (Qs.
Al Kahfi: 63).
Musa lalu berkata:
'(Itulah tempat yang
kita cari. Lalu
keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al
Kahfi: 64). Ketika keduanya
sampai di batu tersebut, didapatinya
ada seorang laki-laki
mengenakan pakaian yang
lebar, Musa lantas memberi salam.
Khidlir lalu berkata,
"Bagaimana cara salam
di tempatmu?" Musa menjawab, "Aku
adalah Musa." Khidlir
balik bertanya, "Musa Bani Isra'il?" Musa menjawab, "Benar." Musa
kemudian berkata: '(Bolehkah
aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu
yang benar di
antara ilmu-ilmu yang
telah diajarkan kepadamu?)
' Khidlir menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersama Aku)
' (Qs. Al Kahfi: 66-67). Khidlir melanjutkan ucapannya, "Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari ilmunya Allah yang Dia mangajarkan kepadaku
yang kamu tidak tahu, dan kamu juga punya ilmu yang diajarkan-Nya yang aku juga
tidak tahu." Musa berkata: '(Insya
Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan
aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun) ' (Qs. Al
Kahfi: 69). Maka
keduanya berjalan kaki
di tepi pantai
sementara keduanya tidak memiliki perahu, lalu
melintaslah sebuah perahu
kapal. Mereka berbicara agar orang-orang yang ada di perahu
itu mau membawa keduanya. Karena Khidlir
telah dikenali maka mereka pun
membawa keduanya dengan
tanpa bayaran. Kemudian
datang burung kecil hinggap di sisi perahu
mematuk-matuk di air
laut untuk minum
dengan satu atau
dua kali patukan. Khidlir lalu berkata,
"Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan
ilmu Allah tidaklah seberapa
kecuali seperti patukan burung ini di air lautan." Kemudian Khidlir
sengaja mengambil papan perahu lalu merusaknya. Musa pun berkata, "Mereka
telah membawa kita dengan tanpa bayaran,
tapi kenapa kamu
merusaknya untuk menenggelamkan penumpangnya?" Khidlir
berkata: '(Bukankah aku telah berkata, "Sesungguhnya kamu sekali- kali
tidak akan sabar bersama dengan aku) ' Musa menjawab: '(Janganlah kamu
menghukum aku karena kelupaanku
dan janganlah kamu
membebani aku dengan
sesuatu kesulitan dalam urusanku)
' (Qs. Al Kahfi: 72-73). Kejadian pertama ini karena Musa terlupa. Kemudian keduanya pergi
hingga bertemu dengan
anak kecil yang
sedang bermain dengan
dua temannya. Khidlir lalu
memegang kepala anak itu, mengangkat
dan membantingnya hingga mati.
Maka Musa pun
bertanya: '(Mengapa kamu
membunuh jiwa yang
bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?)
' (Qs. Al
Kahfi: 74). Khidlir menjawab: '(Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?) ' (Qs. Al Kahfi:
75). Ibnu 'Uyainah
berkata, "Ini adalah
sebuah penegasan. '(Maka
keduanya berjalan hingga tatkala
keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri,
mereka minta dijamu kepada
penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya
mendapatkan dalam negeri
itu dinding rumah
yang hampir roboh. Maka
Khidlir menegakkan dinding itu)
' (Qs. Al Kahfi: 77). Rasulullah meneruskan
ceritanya: "Khidlir
melakukannya dengan tangannya
sendiri. Lalu Musa berkata, '(Jikalau
kamu mau, niscaya kamu
mengambil upah untuk
itu. Khidlir menjawab,
"Inilah saat perpisahan
antara aku dan kamu)
' (Qs. Al Kahfi:
77-78). Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"Semoga Allah merahmati Musa.
Kita sangat berharap
sekiranya Musa bisa
sabar sehingga akan banyak cerita yang bisa kita dengar
tentang keduanya."
Bab:
Bertanya sambil berdiri kepada seorang alim yang sedang duduk
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ قَالَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ قَالَ وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا فَقَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
120. Telah
menceritakan kepada kami
'Utsman berkata, telah
menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa'il dari
Abu Musa berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan
bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah yang disebut dengan perang fi
sabilillah (di jalan Allah)?
Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan
ada yang karena
semangat?" Beliau lalu
mengangkat kepalanya ke
arah orang yang bertanya, dan
tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena
orang yang bertanya itu berdiri.
Beliau lalu menjawab:
"Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat
Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'azza wajalla."
Bab:
Bertanya dan memberi fatwa ketika sedang melempar jumrah
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ الْجَمْرَةِ وَهُوَ يُسْأَلُ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَحَرْتُ قَبْلَ أَنْ أَرْمِيَ قَالَ ارْمِ وَلَا حَرَجَ قَالَ آخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَلَقْتُ قَبْلَ أَنْ أَنْحَرَ قَالَ انْحَرْ وَلَا حَرَجَ فَمَا سُئِلَ عَنْ شَيْءٍ قُدِّمَ وَلَا أُخِّرَ إِلَّا قَالَ افْعَلْ وَلَا حَرَجَ
121. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, telah menceritakan kepada
kami Abdul 'Aziz bin
Abu Salamah dari
Az Zuhri dari
'Isa bin Thalhah
dari 'Abdullah bin
'Amru berkata, "Aku melihat
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam di sisi
jumrah sedang ditanya. Seorang laki-laki
bertanya, "Wahai Rasulullah,
aku menyembelih hewan
sebelum aku melempar?" Beliau
lalu bersabda: "Melemparlah sekarang, dan
kau tidak dosa."
Kemudian datang orang lain dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah
mencukur rambut sebelum aku menyembelih?"
Beliau menjawab: "Sembelihlah sekarang,
tidak kau tidak
berdosa." Dan tidaklah beliau
ditanya tentang sesuatu
yang dikerjakan lebih
dahulu atau sesuatu
yang diakhirkan dalam mengerjakannya kecuali menjawab: "Lakukanlah
dan tidak dosa."
Bab:
Firman Allah : “Dan Kamu Sekalian tidaklah diberi ilmu kecuali hanya sedikit
sekali”
حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ سُلَيْمَانُ بْنُ مِهْرَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَرِبِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى عَسِيبٍ مَعَهُ فَمَرَّ بِنَفَرٍ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ سَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ لَا يَجِيءُ فِيهِ بِشَيْءٍ تَكْرَهُونَهُ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَنَسْأَلَنَّهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَقَالَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ مَا الرُّوحُ فَسَكَتَ فَقُلْتُ إِنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَقُمْتُ فَلَمَّا انْجَلَى عَنْهُ قَالَ { وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي } وَمَا أُوتُوا مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا قَالَ الْأَعْمَشُ هَكَذَا فِي قِرَاءَتِنَا
122. Telah
menceritakan kepada kami
Qais bin Hafsh
berkata, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul Wahid berkata, telah menceritakan kepada kami Al
A'masy Sulaiman bin Mihran dari
Ibrahim dari 'Alqamah
dari 'Abdullah berkata,
"Ketika aku berjalan
bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam di sekitar
pinggiran Kota Madinah,
saat itu beliau
membawa tongkat dari batang
pohon kurma. Beliau
lalu melewati sekumpulan
orang Yahudi, maka sesama
mereka saling berkata,
"Tanyakanlah kepadanya tentang
ruh!" Sebagian yang
lain berkata, "Janganlah kalian bicara dengannya hingga ia akan
mengatakan sesuatu yang kalian tidak
menyukainya." Lalu sebagian
yang lain berkata,
"Sungguh, kami benar-benar
akan bertanya kepadanya." Maka berdirilah seorang laki-laki dari
mereka seraya bertanya, "Wahai Abul
Qasim, ruh itu
apa?" Beliau diam.
Maka aku pun bergumam, "Sesungguhnya beliau sedang
menerima wahyu." Ketika
orang itu berpaling,
beliau pun membaca:
'(Dan mereka bertanya kepadamu
tentang ruh. Katakanlah:
"Ruh itu termasuk
urusan Rabbku, da n tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) ' (Qs.
Al Israa`: 85). Al A'masy berkata, "Seperti
inilah dalam qira`ah kami."
Bab: Memilih orang-orang tertentu untuk diberi
ilmu , karena khawatir tidak dipahami
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ قَالَ لِي ابْنُ الزُّبَيْرِ كَانَتْ عَائِشَةُ تُسِرُّ إِلَيْكَ كَثِيرًا فَمَا حَدَّثَتْكَ فِي الْكَعْبَةِ قُلْتُ قَالَتْ لِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ لَوْلَا قَوْمُكِ حَدِيثٌ عَهْدُهُمْ قَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ بِكُفْرٍ لَنَقَضْتُ الْكَعْبَةَ فَجَعَلْتُ لَهَا بَابَيْنِ بَابٌ يَدْخُلُ النَّاسُ وَبَابٌ يَخْرُجُونَ فَفَعَلَهُ ابْنُ الزُّبَيْرِ
124. Dan
Ali berkata, "Berbicaralah dengan
manusia sesuai dengan
kadar pemahaman mereka, apakah
kalian ingin jika Allah dan
rasul-Nya didustakan?" Telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Ma 'ruf bin Kharrabudz dari Abu
Ath Thufail dari 'Ali seperti itu."
وَقَالَ عَلِيٌّ حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ مَعْرُوفِ بْنِ خَرَّبُوذٍ عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَنْ عَلِيٍّ بِذَلِكَ
125.
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim berkata, telah menceritakan
kepada kami Mu'adz bin
Hisyam berkata, telah
menceritakan kepadaku Bapakku
dari Qatadah berkata, telah
menceritakan kepada kami
Anas bin Malik
bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menunggang kendaraan
sementara Mu'adz membonceng
di belakangnya. Beliau lalu bersabda: "Wahai Mu'adz bin
Jabal!" Mu'adz menjawab,
"Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau
memanggil kembali: "Wahai
Mu'adz!" Mu'adz menjawab,
"Wahai Rasulullah, aku penuhi
panggilanmu." Hal itu
hingga terulang tiga
kali, beliau lantas bersabda: "Tidaklah seseorang
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
Muhammad adalah Rasulullah,
tulus dari dalam hatinya,
kecuali Allah akan mengharamkan baginya neraka." Mu'adz
lalu bertanya, "Apakah boleh aku memberitahukan hal itu
kepada orang, sehingga
mereka bergembira dengannya?" Beliau
menjawab: "Nanti mereka jadi
malas (untuk beramal)." Mu'adz
lalu menyampaikan hadits
itu ketika dirinya akan meninggal karena takut dari
dosa."
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ ذُكِرَ لِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ أَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ لَا إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَّكِلُوا
126. Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata,
telah menceritakan kepada kami Mu'tamir berkata, aku mendengar Bapakku
berkata, aku mendengar Anas bin Malik berkata, "Disebutkan kepadaku
bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pernah
bersabda kepada Mu'adz bin
Jabal: "Barangsiapa berjumpa
Allah dengan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
maka dia akan
masuk surga." Mu'adz
bertanya, "Bolehkan jika
itu aku sampaikan kepada manusia?" Beliau menjawab: "Jangan, karena aku
khawatir mereka akan jadi malas
(untuk beramal)."
Bab:
Malu dalam (menuntut) ilmu
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي مِنْ الْحَقِّ فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَتْ الْمَاءَ فَغَطَّتْ أُمُّ سَلَمَةَ تَعْنِي وَجْهَهَا وَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَتَحْتَلِمُ الْمَرْأَةُ قَالَ نَعَمْ تَرِبَتْ يَمِينُكِ فَبِمَ يُشْبِهُهَا وَلَدُهَا
127. Telah
menceritakan kepada kami
Muhammad bin Salam
berkata, telah mengabarkan kepada kami
Abu Mu'awiyah berkata,
telah menceritakan kepada
kami Hisyam bin
'Urwah dari Bapaknya dari
Zainab puteri Ummu
Salamah, dari Ummu
Salamah ia berkata, "Ummu Sulaim datang
menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan
berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya
Allah tidak malu
dalam perkara yang
hak. Apakah bagi
wanita wajib mandi jika
ia bermimpi?" Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: "Ya, jika
dia melihat air." Ummu
Salamah lalu menutupi
wajahnya seraya bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah seorang
wanita itu bermimpi?" Beliau
menjawab: "Ya. Celaka
kamu. (jika tidak) Lantas dari mana datangnya kemiripan
seorang anak itu?"
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَهِيَ مَثَلُ الْمُسْلِمِ حَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَادِيَةِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَاسْتَحْيَيْتُ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنَا بِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ النَّخْلَةُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَحَدَّثْتُ أَبِي بِمَا وَقَعَ فِي نَفْسِي فَقَالَ لَأَنْ تَكُونَ قُلْتَهَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يَكُونَ لِي كَذَا وَكَذَا
128. Telah
menceritakan kepada kami
Isma'il berkata, telah
menceritakan kepadaku Malik dari
'Abdullah bin Dinar
dari 'Abdullah bin
'Umar, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya di antara pohon-pohon ada
satu pohon yang tidak jatuh daunnya,
dan itu adalah
perumpamaan bagi seorang
Muslim. Ceritakan kepadaku
pohon apakah itu?" Maka orang-orang menganggapnya sebagai pohon-pohon yang ada di lembah, sedangkan menurut perkiraanku
bahwa itu adalah pohon kurma." 'Abdullah berkata, "Tetapi aku malu
(untuk mengungkapkannya). Lalu
orang-orang berkata, "Wahai
Rasulullah, beritahukan kami pohon
apakah itu?" Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pun menjawab: "Dia
adalah pohon kurma."
'Abdullah berkata, "Kemudian aku
ceritakan hal itu kepada bapakku, Maka bapakku berkata,
"Aku lebih suka bila engkau ungkapkan saat itu dari pada aku memiliki
begini dan begini."
Bab:
Orang yang malu bertanya lalu menyuruh orang lain untuk bertanya
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُنْذِرٍ الْثَّوْرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَنَفِيَّةِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدِ أَنْ يَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ فِيهِ الْوُضُوءُ
129. Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Daud dari Al A'masy dari
Mundzir Ats Tsauri dari Muhammad Al Hanafiyah dari 'Ali bin
Abu Thalib berkata,
"Aku adalah seorang laki-laki yang mudah mengeluarkan madzi, lalu suruh
Miqdad bin Al
Aswad untuk menanyakan
hal itu kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu
ia pun menanyakannya kepada beliau, dan
beliau menjawab:
"Padanya ada kewajiban wudlu."
Bab:
Menyampaikan ilmu dan nasehat di dalam masjid
130. Telah
menceritakan kepadaku Qutaibah
bin Sa'id berkata,
telah menceritakan kepada kami
Al Laits bin
Sa'd telah menceritakan
kepada kami Nafi'
mantan budak 'Abdullah
bin 'Umar bin Al Khaththab, dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa ada seorang
laki-laki datang berdiri di masjid lalu
bertanya, "Wahai Rasulullah,
dari mana Tuan
memerintahkan kami untuk bertalbiyah?" Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam
lalu menjawab: "Bagi
penduduk Madinah bertalbiyah dari Dzul Hulaifah, penduduk Syam dari Al
Juhfa h, dan penduduk Najed dari Qarn." Ibnu Umar berkata,
"Orang-orang mengklaim bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan
mengatakan bahwa penduduk Yaman bertalbiyah dari Yalamlam." Sementara Ibnu Umar
berkata, "Aku tidak
yakin bahwa (yang
terakhir) ini dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam."
Bab:
Menjawab pertanyaan melebihi yang ditanyakan
حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَهُ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ فَقَالَ لَا يَلْبَسُ الْقَمِيصَ وَلَا الْعِمَامَةَ وَلَا السَّرَاوِيلَ وَلَا الْبُرْنُسَ وَلَا ثَوْبًا مَسَّهُ الْوَرْسُ أَوْ الزَّعْفَرَانُ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا حَتَّى يَكُونَا تَحْتَ الْكَعْبَيْنِ
131. Telah menceritakan kepada kami Adam
berkata, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Abu Dzi'b dari Nafi' dari Ibnu 'Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, dan dari Az Zuhri dari Salim dari Ibnu 'Umar dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ada seorang laki-laki bertanya,
"Apa yang harus dikenakan oleh orang yang melakukan ihram?" Beliau
menjawab: "Ia tidak boleh memakai
baju, Imamah (surban yang dililitkan pada kepala),
celana panjang, mantel, atau
pakaian yang diberi
minyak wangi atau
za'faran. Jika dia
tidak mendapatkan sandal, maka
ia boleh mengenakan
sepatu dengan memotongnya
hingga di bawah
matakaki."
0 komentar:
Posting Komentar