Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Pembahasan kali ini sangat ramai diperbicangan di
zaman yang serba modern ini, tentang pergaulan anak muda yang kebarat-baratan, “bebas
berekspresi” sih kalau anak muda zaman sekarang menyebutnya J
yang haram bisa jadi halal, yang harusnya wajib jadi nggak wajib,yang nggak
wajib jadi wajib ya begitulah kebiasaan umat akhir zaman. Celakanya kita tidak
menyadari semua hanya lah kesenangan sesaat. namun disini akan kita bahas tentang Meneladani Cara Rasulullah Mencegah Anak Muda Berzina.
Meneladani Cara Rasulullah Mencegah Anak Muda Berzina
Baik disini saya akan sedikit bercerita ada anak muda yang memohon kepada Rasulullah “ Wahai Rasulullah, Izinkanlah aku berzina” Ujar seorang pemuda yang baru saja datang menghampiri Rasulullah.
Orang-orang disekeliling nya yang mendengar
penyataan pemuda tersebut, menghampiri dan memaki, “ Celaka Engkau!!!!”
Lalu apa yang terjadi? Rasulullah mendekati pemuda
itu sembari duduk disampingnya, kemudian berbincang-bincanglah mereka.
Rasulullah: “Apakah engkau ingin hal itu (zina)
terjadi pada ibumu?”
Pemuda: “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang
menjadikan saya sebagai tebusan tuan.”
Rasulullah :
“Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada ibu mereka.
Apakah engkau ingin hal itu terjadi pada saudara perempuanmu?”
Pemuda: “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang
menjadikan saya sebagai tebusan tuan.”
Rasulullah:
“Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada
saudari-saudari mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara
perempuan bapakmu?”
Pemuda: “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang
menjadikan saya sebagai tebusan tuan.”
Rasulullah:
“Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudara
perempuan bapak mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara
perempuan ibumu?”
Pemuda: “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang
menjadikan saya sebagai tebusan tuan.”
Rasulullah: “Begitu pula orang lain, tidak ingin hal
itu terjadi pada saudara perempuan ibu mereka.”
Setelah perbincangan yang sangat lama tersebut
kemudian Rasulullah S.A.W memegang dada pemuda itu sembari berdo’a” Ya Allah,
Ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya!” nah
sehabisnya peristiwa tersebut seorang pemuda tadi menjadi seorang yang arif nan
bijaksana. (HR. Ahmad).
Proses menjadi anak muda (remaja) adalah sebuah
proses berpindahnya dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa mencari jati
diri, mau seperti apakah kelak. Jiwa mereka bergejolak, ingin mengetahui banyak
hal, ingin mencari sesuatu yang berbeda, serta organ-organ seksual dan
reprosuksi juga mulai berfungsi dengan baik.
Peran Orangtua Dalam Mendidik dan Mengarahkan Anak
Disini sebenarnya tugas sebagai orangtua yang
mendidik dan membiasakan anak dengan kebiasaan yang baik mulai sejak kecil,
misalkan dari dalam kandungan sudah didengar kan dengan lantunan ayat-ayat suci
Al-Qur’an, kemudian saya balita diajarkan untuk berbicara dengan baik lagi
sopan, diperlihatkan saat orangtua sedang solat atau mengaji, dan diajak ke
majelis ilmu serta ke masjid, dan kebiasaan-kebiasaaan baik lainnya. Sehingga sudah
sejak kecil hidup meraka sudah merekam hal-hal yang positif.
Saat sudah dewasa peran orangtua juga sangatlah
penting, mengajarkan dan memberikan ilmu pengetahuan tentang dunia seks dan
juga memberitahu pula larangan-larangan bagi agama islam seperti apa. Sebagai orangtua
memang harus menjadi peran tidak hanya sebagai orangtua yang menasehati tetapi
juga menjadi teman untuk berbagi hal, apalagi ketika anak sudah dewasa, banyak
hal yang pastinya dia lalui, dengan begitu anak kita akan nurut dan tidak akan
berbuat yang aneh-aneh.
Cara Menghindari Perbuatan Zina Dalam Islam
Secara emosi, remaja mengalami puncak
emosionalitasnya. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif,
reaktif yang kuat, kadang mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung.
Dari dialog di atas kita bisa lihat bagaimana cara
Rasulullah menyikapi gejolak emosi anak muda. Rasulullah saw merupakan pendidik
yang menguasai semua aspek psikis objek dakwahnya. Mendengar pertanyaan sang
pemuda, beliau tidak marah seperti yang dilakukan para sahabat. Bahkan, beliau
memperkenankan pemuda tadi duduk di dekatnya. Ini merupakan langkah awal yang
baik dalam memecahkan masalah pemuda tersebut.
Berkomunikasi dengan anak remaja bukanlah
hal yang mudah. Orang tua harus
membangun hubungan yang nyaman terlebih dahulu sebelum memulai komunikasi.
Langkah inilah yang pertama kali dilakukan Rasulullah. Sebelum memulai dialog,
Rasulullah mengajak pemuda tersebut untuk duduk di sampingnya agar suasana
menjadi “cair” dan “tidak berjarak”.
Dengan duduk berdekatan, Rasulullah ingin memperlihatkan bahwa beliau
mampu menjadi sahabat yang menyenangkan. Dan beliau siap menjadi pendengar yang
baik dan menerima anak muda itu apa adanya. Inilah kunci yang harus dimiliki
orang tua untuk bisa berkomunikasi dengan anak remaja.
Selanjutnya pendekatan yang dilakukan Rasullullah
kepada anak muda tersebut adalah dengan metode dialog. Anak muda biasanya tidak
suka didikte dan dihakimi. Masa remaja adalah masa pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan secara fungsional. Remaja secara intelektual mulai dapat berfikir
logis dan memiliki fungsi analitis yang lebih matang ketimbang usia
kanak-kanak. Dengan dialog diharapkan, pemuda itu mampu menganalisis masalahnya
dengan baik dan menemukan solusi dari permasalahannya.
Rasulullah saw melakukan diskusi dengan sistem tanya
jawab. Cara seperti ini merupakan solusi pendidikan yang paling cemerlang
karena jawaban akan langsung keluar dari mulut anak muda itu sendiri. Ketika
Rasulullah saw bertanya: “Apakah engkau ingin hal itu (zina) terjadi pada
ibumu?” Jawaban pemuda tersebut: “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan
saya sebagai tebusan tuan.” Anak muda tersebut tidak ingin jika zina terjadi
pada ibunya. Rasullullah kemudian menegaskan: “Begitu pula orang lain, tidak
ingin hal itu terjadi pada ibu mereka.”
Rasulullah menggunakan banyak pertanyaan. Banyaknya
dalil merupakan salah satu kiat pendidikan yang memperkuat hujjah dan alasan.
Juga supaya pesan yang ingin disampaikan bisa diterima kepada pendengar dengan
baik. Dalam hal ini, kalimat tanya yang digunakan
Rasulullah adalah kalimat tanya retoris. Kalimat tanya retoris tidak memerlukan
jawaban, karena jawabannya sudah diketahui oleh penanya maupun pihak yang
ditanya. Pertanyaan retoris yang
digunakan Rasulullah bertujuan untuk menggugah hati dan memberi kesadaran
pemuda itu.
Setelah pemuda tersebut diajak dialog dari hati ke
hati, Rasulullah kemudian mendoakan agar Allah mengampuni dosa dan mensucikan
hatinya dan memelihara kemaluannya.
“Maka disebabkan rahmat Allah atasmu, kamu berlaku
lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka dan
mohonkanlah ampun bagi mereka”(QS 3:159)
MasyaAllah, seperti itulah Cara Rasulullah Mencegah Anak Muda Berzina begitu mempesonanya Akhlak Rasulullah. Dengan
cara yang bijaksana tanpa amarah serta sabar beliau sampaikan sebuah kebenaran.
Dengan hati dan perasaan nya beliau sampaikan sebuah ajakan menuju hal positif
kepada anak muda, hingga ajakan tersebut sampai pula kehati, karena tidak lah
ada sekat yang menghalang yang dapat memnghalangi sebuah kata yang disampaikan
melalui hati.
0 komentar:
Posting Komentar