Kitab: Shalat
Hadist Islam - Bab: Apabila pakaian yang dikenakan untuk shalat sempit
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ سَأَلْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ الصَّلَاةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ فَقَالَ خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ فَجِئْتُ لَيْلَةً لِبَعْضِ أَمْرِي فَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي وَعَلَيَّ ثَوْبٌ وَاحِدٌ فَاشْتَمَلْتُ بِهِ وَصَلَّيْتُ إِلَى جَانِبِهِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ مَا السُّرَى يَا جَابِرُ فَأَخْبَرْتُهُ بِحَاجَتِي فَلَمَّا فَرَغْتُ قَالَ مَا هَذَا الِاشْتِمَالُ الَّذِي رَأَيْتُ قُلْتُ كَانَ ثَوْبٌ يَعْنِي ضَاقَ قَالَ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَالْتَحِفْ بِهِ وَإِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّزِرْ بِهِ
348. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Shalih berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih
bin Sulaiman dari
Sa'id bin Al
Harits berkata, "Kami
bertanya kepada Jabir
bin 'Abdullah tentang shalat
dengan mengenakan satu
lembar kain. Maka
ia menjawab, "Akupernah shalat
bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dalam
salah satu perjalanannya. Pada suau malamnya aku datang
untuk keperluanku. Saat itu aku dapati beliau sedang shalat dengan mengenakan
satu kain. Maka
aku bergabung dengan
beliau dan shalat disampingnya. Setelah selesai beliau
bertanya: "Ada urusan apa (malam-malam begini) kamudatang wahai
Jabir?" Maka aku
sampaikan keperluanku kepada beliau.
Setelah aku selesai, beliau berkata:
"Kenapa aku lihat
kamu menyelimutkan (kain)
seperti ini? ' Aku jawab, "Kainku sempit!" Beliau
bersabda: "Jika kain itu lebar maka diikatkanlah dari pundak, namun bila
sempit maka cukup dikenakan (sebatas untuk menutup aurat)."
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ كَانَ رِجَالٌ يُصَلُّونَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاقِدِي أُزْرِهِمْ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ كَهَيْئَةِ الصِّبْيَانِ وَيُقَالُ لِلنِّسَاءِ لَا تَرْفَعْنَ رُءُوسَكُنَّ حَتَّى يَسْتَوِيَ الرِّجَالُ جُلُوسًا
349. Telah
menceritakan kepada kami Musaddad
berkata, telah menceritakan
kepada kami Yahya dari
Sufyan berkata, telah
menceritakan kepadaku Abu
Hazim dari Sahal
bin Sa'd berkata, "Kaum
laki-laki shalat bersama
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dengan mengikatkan kain
pada leher-leher mereka seperti bayi. Lalu dikatakan kepada kaum wanita: "Janganlah
kalian mengangkat kepala kalian hingga para laki-laki telah duduk."
Bab: Shalat dengan menggunakan jubah buatan negeri Syam
حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ مُغِيرَةَ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَقَالَ يَا مُغِيرَةُ خُذْ الْإِدَاوَةَ فَأَخَذْتُهَا فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَارَى عَنِّي فَقَضَى حَاجَتَهُ وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ شَأْمِيَّةٌ فَذَهَبَ لِيُخْرِجَ يَدَهُ مِنْ كُمِّهَا فَضَاقَتْ فَأَخْرَجَ يَدَهُ مِنْ أَسْفَلِهَا فَصَبَبْتُ عَلَيْهِ فَتَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ ثُمَّ صَلَّى
350. Telah
menceritakan kepada kami
Yahya berkata, telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al
A'masy dari Muslim dari Masruq dari Mughirah bin Syu'bah berkata, "Aku pernah bersama
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dalam suatu
perjalanan, beliau bersabda: "Wahai Mughirah,
ambilkan segayung air."
Aku lalu mencari kan
air untuk beliau,
dan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pergi manjuah
hingga tidak terlihat
olehku untuk buang hajat.
Saat itu beliau
mengenakan jubah lebar, beliau
berusaha mengeluarkan tangannya lewat
lubang lengan namun terlalu sempit.
Lalu be liau mengeluarkan tangannya mlewat bawah
jubahnya, lantas aku
sodorkan segayung air
kemudian beliau berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat
dengan mengusap kedua sepatunya lalu shalat."
Bab: Tidak disukainya
badan terbuka (selain
penu tup aurat) ketika
shalat dan juga di luar shalat
حَدَّثَنَا مَطَرُ بْنُ الْفَضْلِ قَالَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْقُلُ مَعَهُمْ الْحِجَارَةَ لِلْكَعْبَةِ وَعَلَيْهِ إِزَارُهُ فَقَالَ لَهُ الْعَبَّاسُ عَمُّهُ يَا ابْنَ أَخِي لَوْ حَلَلْتَ إِزَارَكَ فَجَعَلْتَ عَلَى مَنْكِبَيْكَ دُونَ الْحِجَارَةِ قَالَ فَحَلَّهُ فَجَعَلَهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ فَسَقَطَ مَغْشِيًّا عَلَيْهِ فَمَا رُئِيَ بَعْدَ ذَلِكَ عُرْيَانًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
351. Telah menceritakan
kepada kami Mathar
bin Al Fadlal
berkata, telah menceritakan kepada kami
Rauh berkata, telah
menceritakan kepada kami
Zakaria bin Ishaq
telah menceritakan kepada kami
'Amru bin Dinar
berkata, aku mendengar
Jabir bin 'Abdullah menceritakan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersama orang-orang
Quraisy memindahkan batu Ka'bah sementara saat itu beliau mengenakan
kain lebar." Pamannya, Al 'Abbas,
lalu berkata kepadanya,
"Wahai anak saudaraku,
seandainya kainmu engkau letakkan pada pundakmu tentu batu akan
lebih ringan. Maka beliau lepas dan dipakaikannya di pundaknya, tiba-tiba beliau terjatuh dan pingsan.
Setelah peristiwa itu tidak pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
terlihat telanjang."
Bab: Shalat d engan
menggunakan kemeja, celana
panjang, celana dalam,
dan selendang
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَامَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ عَنْ الصَّلَاةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ فَقَالَ أَوَكُلُّكُمْ يَجِدُ ثَوْبَيْنِ ثُمَّ سَأَلَ رَجُلٌ عُمَرَ فَقَالَ إِذَا وَسَّعَ اللَّهُ فَأَوْسِعُوا جَمَعَ رَجُلٌ عَلَيْهِ ثِيَابَهُ صَلَّى رَجُلٌ فِي إِزَارٍ وَرِدَاءٍ فِي إِزَارٍ وَقَمِيصٍ فِي إِزَارٍ وَقَبَاءٍ فِي سَرَاوِيلَ وَرِدَاءٍ فِي سَرَاوِيلَ وَقَمِيصٍ فِي سَرَاوِيلَ وَقَبَاءٍ فِي تُبَّانٍ وَقَبَاءٍ فِي تُبَّانٍ وَقَمِيصٍ قَالَ وَأَحْسِبُهُ قَالَ فِي تُبَّانٍ وَرِدَاءٍ
352. Telah menceritakan
kepada kami Sulaiman
bin Harb berkata,
telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Zaid
dari Ayyub dari
Muhammad dari Abu
Hurairah berkata, "Seorang laki-laki
datang dan bertanya
kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang shalat
dengan menggunakan satu
lembar baju. Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pun bersabda:
"Apakah setiap kalian
memiliki dua helai
baju?" Kemudian ada seseorang
bertanya kepada 'Umar,
lalu ia menjawab,
"Jika Allah memberi
kelapangan (kemudahan), maka pergunakanlah." Bila
seseorang memiliki banyak
pakaian, maka dia shalat
dengan pakaiannya itu.
Ada yang shalat
dengan memakai kain
dan rida (selendang besar), ada
yang memakai kain
dan gamis (baju
panjang sampai kaki),
ada yang memakai kain
dan baju, ada
yang memakai celana
panjang dan rida',
ada yang memakai
celana panjang dan gamis,
ada yang memakai celana panjang
dan baju, ada yang
memakai celana pendek dan
rida', ada yang
memakai celana pendek
dan gamis." Abu
Hurairah berkata, "Menurutku
'Umar mengatakan, "Dan ada yang memakai celana pendek dan rida'."
حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ فَقَالَ لَا يَلْبَسُ الْقَمِيصَ وَلَا السَّرَاوِيلَ وَلَا الْبُرْنُسَ وَلَا ثَوْبًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ وَلَا وَرْسٌ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا حَتَّى يَكُونَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ وَعَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
353. Telah menceritakan
kepada kami 'Ashim
bin 'Ali berkata,
telah menceritakan kepada kami
Ibnu Abu Dzi'b
dari Az Zuhri
dari Salim dari
Ibnu 'Umar berkata,
"Ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, "Apa yang
harus dikenakan oleh seseorang saat
ihram?" Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
"Dia tidak boleh mengenakan baju,
celana, mantel dan
tidak boleh pula
pakaian yang diberi
minyak wangi atau wewangian
dari daun tumbuhan.
Dan siapa yang
tidak memiliki sandal,
ia boleh mengenakan sepatu
tapi hendaklah dipotong
hingga berada dibawah
mata kaki." Dan
dari Nafi' dari Ibnu 'Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
seperti ini juga."
Baca : Hadist Shahih Bukhari Bab Shalat Arab dan Artinya Bagian 1
Baca : Hadist Shahih Bukhari Bab Shalat Arab dan Artinya Bagian 1
Bab: Sesuatu yang digunakan untuk menutup aurat
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اشْتِمَالِ الصَّمَّاءِ وَأَنْ يَحْتَبِيَ الرَّجُلُ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ لَيْسَ عَلَى فَرْجِهِ مِنْهُ شَيْءٌ
354. Telah menceritakan
kepada kami Qutaibah
bin Sa'id berkata,
telah menceritakan kepada kami
Laits dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah dari Abu Sa'id
Al Khudri bahwa ia
berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang
seseorang mengenakan pakaian shama`
(berselimut sehingga seluruh
bagian badannya tertutup)
dan melarang seseorang duduk
ihtiba` dengan selembar
kain hingga tidak
ada yang menutupi bagian kemaluannya."
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعَتَيْنِ عَنْ اللِّمَاسِ وَالنِّبَاذِ وَأَنْ يَشْتَمِلَ الصَّمَّاءَ وَأَنْ يَحْتَبِيَ الرَّجُلُ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ
355. Telah menceritakan
kepada kami Qabishah
bin 'Uqbah berkata,
telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Abu Az Zinad
dari Al A'raj
dari Abu Hurairah
berkata, "Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melarang dua macam jual beli; jual beli Al Limas dan An Nibadz. Dan
melarang dari dua
cara berpakaian; berpakaian
shama` dan seorang
laki-laki duduk ihtiba dengan
mengenakan satu kain."
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَمِّهِ قَالَ أَخْبَرَنِي حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ بَعَثَنِي أَبُو بَكْرٍ فِي تِلْكَ الْحَجَّةِ فِي مُؤَذِّنِينَ يَوْمَ النَّحْرِ نُؤَذِّنُ بِمِنًى أَنْ لَا يَحُجَّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلَا يَطُوفَ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ثُمَّ أَرْدَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيًّا فَأَمَرَهُ أَنْ يُؤَذِّنَ بِبَرَاءَةٌ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَأَذَّنَ مَعَنَا عَلِيٌّ فِي أَهْل مِنًى يَوْمَ النَّحْرِ لَا يَحُجُّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلَا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ
356. Telah menceritakan
kepada kami Ishaq
berkata, telah menceritakan
kepada kami Ya'qub bin Ibrahim
berkata, telah menceritakan
kepada kami anak saudara Ibnu Syihab dari Pamannya berkata, telah
mengabarkan kepadaku Humaid bin
'Abdurrahman bin 'Auf bahwa Abu
Hurairah berkata, "Pada
hari Nahr (Idul
Adlha) Abu Bakar
mengutusku kepada para pemberi pengumuman saat pelaksanaan
haji, di Mina kami umumkan bahwa orang
Musyrik tidak boleh berhaji
setelah tahun ini
dan tidak boleh
thawaf dengan keadaan
telanjang." Humaid bin 'Abdurrahman
berkata, "Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam membonceng Ali pada
tunggangannya dan memerintahkannya untuk
mengumumkan surat Al Bara'ah
(At-Taubah)." Abu Hurairah berkata, "'Ali lalu mengumumkan bersama kami pada penduduk Mina
di hari Nahar, bahwa orang Musyrik tidak boleh berhaji setelah tahun ini dan tidak
boleh thawaf dengan keadaan telanjang."
Bab: Shalat tanpa meggunakan rida' (selendang yang lebar)
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي الْمَوَالِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهُوَ يُصَلِّي فِي ثَوْبٍ مُلْتَحِفًا بِهِ وَرِدَاؤُهُ مَوْضُوعٌ فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْنَا يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ تُصَلِّي وَرِدَاؤُكَ مَوْضُوعٌ قَالَ نَعَمْ أَحْبَبْتُ أَنْ يَرَانِي الْجُهَّالُ مِثْلُكُمْ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي هَكَذَا
357. Telah menceritakan
kepada kami 'Abdul Aziz bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu
Abu Al Mawali
dari Muhammad bin
Al Munkadir berkata,
"Aku masuk menemui
Jabir bin 'Abdullah yang saat itu
sedang shalat dengan
menggunakan kain sarung yang
diikatkannya pada tengkuk,
sedangkan pakaiannnya diletakkan
pada gantungan baju. Setelah
selesai kami bertanya,
"Wahai Abu 'Abdullah,
bagaimana kamu shalat
sedangkan kain rida' (selendang)
mu kau gantung
pada gantungan baju?
' Maka Jabir
menjawab, "Benar. Sesungguhnya aku senang bila berbuat seperti itu
agar bisa dilihat oleh orang bodoh seperti kamu.
Aku pernah melihat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
shalat dengan cara seperti itu."
Bab: Masalah berkenaan paha (apakah termasuk aurat?)
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزَا خَيْبَرَ فَصَلَّيْنَا عِنْدَهَا صَلَاةَ الْغَدَاةِ بِغَلَسٍ فَرَكِبَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَكِبَ أَبُو طَلْحَةَ وَأَنَا رَدِيفُ أَبِي طَلْحَةَ فَأَجْرَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي زُقَاقِ خَيْبَرَ وَإِنَّ رُكْبَتِي لَتَمَسُّ فَخِذَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ حَسَرَ الْإِزَارَ عَنْ فَخِذِهِ حَتَّى إِنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ فَخِذِ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا دَخَلَ الْقَرْيَةَ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ { فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ } قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ وَخَرَجَ الْقَوْمُ إِلَى أَعْمَالِهِمْ فَقَالُوا مُحَمَّدٌ قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ وَقَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا وَالْخَمِيسُ يَعْنِي الْجَيْشَ قَالَ فَأَصَبْنَاهَا عَنْوَةً فَجُمِعَ السَّبْيُ فَجَاءَ دِحْيَةُ الْكَلْبِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَعْطِنِي جَارِيَةً مِنْ السَّبْيِ قَالَ اذْهَبْ فَخُذْ جَارِيَةً فَأَخَذَ صَفِيَّةَ بِنْتَ حُيَيٍّ فَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَعْطَيْتَ دِحْيَةَ صَفِيَّةَ بِنْتَ حُيَيٍّ سَيِّدَةَ قُرَيْظَةَ وَالنَّضِيرِ لَا تَصْلُحُ إِلَّا لَكَ قَالَ ادْعُوهُ بِهَا فَجَاءَ بِهَا فَلَمَّا نَظَرَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خُذْ جَارِيَةً مِنْ السَّبْيِ غَيْرَهَا قَالَ فَأَعْتَقَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَزَوَّجَهَا فَقَالَ لَهُ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ مَا أَصْدَقَهَا قَالَ نَفْسَهَا أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا حَتَّى إِذَا كَانَ بِالطَّرِيقِ جَهَّزَتْهَا لَهُ أُمُّ سُلَيْمٍ فَأَهْدَتْهَا لَهُ مِنْ اللَّيْلِ فَأَصْبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرُوسًا فَقَالَ مَنْ كَانَ عِنْدَهُ شَيْءٌ فَلْيَجِئْ بِهِ وَبَسَطَ نِطَعًا فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَجِيءُ بِالتَّمْرِ وَجَعَلَ الرَّجُلُ يَجِيءُ بِالسَّمْنِ قَالَ وَأَحْسِبُهُ قَدْ ذَكَرَ السَّوِيقَ قَالَ فَحَاسُوا حَيْسًا فَكَانَتْ وَلِيمَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
358. Telah menceritakan
kepada kami Ya'qub
bin Ibrahim berkata,
telah menceritakan kepada kami
Ima'il bin 'Ulayyah
berkata, telah menceritakan
kepada kami 'Abdul
'Aziz bin Shuhaib dari
Anas bin Malik
bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berperang
di Khaibar. Maka kami
melaksanakan shalat shubuh
di sana di
hari yang masih
sangat gelap, lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam
dan Abu Thalhah
mengendarai tunggangannya,
sementara aku memboncenmg
Abu Thalhah. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu melewati jalan sempit di Khaibar dan saat itu sungguh
lututku menyentuh paha Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau menyingkap sarung dari pahanya hingga aku
dapat melihat paha Nabi shallallahu
'alaihi wasallam yang
putih. Ketika memasuki
desa beliau bersabda:
"Allahu Akbar, binasalah Khaibar dan penduduknya! Sungguh, jika kami mendatangi halaman suatu Kaum, maka
(amat buruklah pagi hari yang dialami
oleh orang-orang yang diperingatkan itu) '
(Qs. Asf Shaffaat:
177). Beliau mengucapkan
kalimat ayat ini tiga
kali." Anas bin
Malik melanjutkan,
"(Saat itu) orang-orang
keluar untuk bekerja,
mereka lantas berkata, 'Muhammad datang! ' 'Abdul 'Aziz
berkata, "Sebagian sahabat kami menyebutkan, "Pasukan (datang)! '
Maka kami pun menaklukan mereka, para tawanan lantas dikumpukan. Kemudian datanglah Dihyah
Al Kalbi seraya
berkata, "Wahai Nabi
Allah, berikan aku
seorang wanita dari tawanan
itu!" Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berkata,
"Pergi dan bawalah seorang tawanan
wanita." Dihyah lantas
mengambil Shafiyah binti
Huyai. Tiba-tiba datang seseorang kepada
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan berkata,
"Wahai Nabi Allah,
Tuan telah memberikan Shafiyah
binti Huyai kepada
Dihyah! Padahal dia
adalah wani ta yang terhormat dari suku
Quraizhoh dan suku Nadlit. Dia tidak layak kecuali untuk
Tuan." Beliau lalu
bersabda: "Panggillah Dihyah
dan wanita itu."
Maka Dihyah datang
dengan membawa Shafiah. Tatkala
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
melihat Shafiah, beliau berkata,
"Ambillah wanita tawanan
yang lain selain dia." Lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam memerdekakan wanita tersebut
dan menikahinya." Tsabit
berkata kepada Anas
bin Malik, "Apa
yang menjadi maharnya?" Anas
menjawab, "Maharnya adalah
kemerdekaan wanita itu,
beliau memerdekakan dan menikahinya." Saat berada diperjalanan, Ummu
Sulaim merias Shafiah lalu menyerahkannya kepada
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam saat malam
tiba, sehingga jadilah beliau
pengantin. Beliau lalu bersabda: "Siapa saja dari
kalian yang memeliki sesuatu hendaklah ia
bawa kemari." Beliau
lantas menggelar hamparan
terbuat dari kulit,
lalu berdatanganlah orang-orang dengan membawa apa yang mereka miliki.
Ada yang membawa kurma dan ada
yang membawa keju/lemak." Anas
mengatakan, "Aku kira
ia juga menyebutkan sawiq
(makanan yang dibuat
dari biji gandung dan
adonan tepung gandum). Lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mencampur
makanan-makanan tersebut. Maka
itulah walimahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."
0 komentar:
Posting Komentar